Beberapa hari lalu gw dikagetkan dengan berita spektakuler yg
disampaikan adek gue yg cewek yang umurnya blom genep 17 tahun (inilaah
cara terbaik gue buat bilang, gue lupa umur aadek gue.. Heehehehe).
Beritanya: Dia baru aja kepilih jadi ketua sebuah organisasi rohani yang
rata2 anggotanya berumur 18 tahunan lebih, padahal ini adalah bulan
pertamanya gabung di organisasi itu. Wooooooot?!?!
Well, di satu sisi gue bangga abis. Ternyata adek yang gue pikir hobinya
selama ini cuma melancong dari satu rumah temen ke rumah temennya yg
lain itu (emang mirip petugas sensus pertemanan nasional), bisa juga
mencetak prestasi gemilang daalam hidupnya. Tsah!
Tapi yg gue permasalahkan adalah di sisi lainnya. Kenapa dia bisa
kepilih jadi ketua di situ? Oke, setelah pemikiran yg mendalam selama 2
menit, gue pun sampai pada satu kesimpulan, antara adek gue yg emang
cerdas bgt sampe dinilai lebih cerdas daripada Paulo Coelho, ataukah orang2 di organisasi ini yg kelewat dungu dan melupakan apa yg
dinamakan "proses belajar".
Kalo ada yang ga suka pendapat gue, biar gue jelasin kesimpulan gue yang
simpel ini (bahkan gue rasa lebih simpel dari pertanyaan berapakah
jumlah sel pada hewan bersel satu?!). Anggap aja organisasi adalah
sebuah bus sekolah menyetir yang mengangkut semua siswa yang berniat
belajar di sebuah sekolah menyetir yang terkenal di sebuah desa (okesip). Di
tengah jalan supir mereka bilang capek n harus diganti. Lalu semua siswa
memutuskan untuk menugaskan seorang siswa kelas 1, yang baru aja ngerti
bagaimana masukin kunci mobil ke dalam slotnya, untuk menyetir bus itu
sampe ke sekolah supaya mereka semua bisa belajar di sana.
Tapi sayangnya
mereka lupa satu hal yang justru mereka sedang cita2kan, belajar itu
bukan soal hasil, tapi soal prosesnya. Gue rasa gue ga perlu lanjutin
cerita gue di atas karena gue yakin, semua yg baca ini pasti tau akhir
cerita itu.
Poinnya adalah bagaimana mungkin sebuah organisasi menunjuk seorang yang
baru aja gabung? Bagaimana mungkin sebuah organisasi menunjuk seorang
yang menjawab "ga tau" ketika gue tanya soal AD/ART organisasi itu?!
Itu sama aja mencet tombol self destruction yang letaknya ada di telapak
kaki sebuah robot. Atau berdasarkan cerita di atas, gue bisa bilang
bahwa organisasi itu berisi sekumpulan orang dungu yang ga ngerti arti
kata "belajar".
Mungkin beberapa dari loe akan berpikir bahwa AD/ART itu sesuatu hal yang kolot n membosankan, bahkan sulit untuk dimengerti. Tapi menurut hemat gue, ini adalah alibi untuk menghindari belajar dan mengutamakan kemalasan mereka. "Bisa2nya loe aja seh itu mah.. Kalo males bilang aja males."
Well, kalo emang ga ngerti, jangan sakit hati kalo dikritik, gampang
aja.. BELAJAR! Gue sih berharap adek gue bisa bawa organisasi itu ke
arah yang lebih bener, minimal ga nyebur jurang, tetep ada di jalan
aspal. Permasalahannya satu aja, selama masih ada senior2 sok tau, yang
menyetujui proses pencalonan sampe pelantikan adek gue sebagai ketua, di
organisasi itu, gue yakin bgt tuh organisasi bakal jadi organisasi
pepesan kosong alias organisasi makan ga makan asal kumpul (daripada
repot belajar organisasi itu, mendingan ngopi di warung sunda alias warung bubur kacang ijo, pelajaran
yg didapet lebih banyak, tapi filosofinya sama!)
No comments:
Post a Comment